Instagram baru saja melakukan perubahan besar yang mungkin membuat banyak pengguna bingung. Ubahannya adalah dari format grid foto yang sebelumnya berbentuk kotak (1:1) menjadi lonjong (4:5). Banyak yang merasa ini seperti perubahan yang tidak diminta, dan tentunya banyak pertanyaan muncul: Kenapa Instagram melakukan ini? Apa tujuan di balik perubahan ini dan bagaimana dampaknya bagi para kreator konten?
Perubahan Format Grid di Instagram
Sejak tanggal 17-18 baru-baru ini, Instagram mengubah format grid-nya. Yang dulunya kotak, kini menjadi bentuk lonjong. Ini bukan hanya sekadar estetika, tapi juga berpengaruh besar pada cara pengguna menyusun profil mereka. Banyak orang yang sebelumnya sudah terbiasa dengan grid yang rapi kini harus beradaptasi dengan format baru ini yang membuat tampilan profil menjadi tidak teratur.
Perubahan ini memicu berbagai reaksi, termasuk dari saya sendiri. Dalam story Instagram, saya mengekspresikan kebingungan ini dengan bercanda, “Kenapa semua foto saya jadi kayak lontong?” Tentu saja, tidak ada pengguna yang meminta Instagram untuk membuat foto-fotonya menjadi lonjong. Namun, perubahan ini terjadi, dan kita perlu mencari tahu alasannya.
Prediksi di Balik Perubahan
Saya berpendapat bahwa perubahan ini mungkin terkait dengan kebijakan baru Instagram untuk bersaing dengan TikTok. Setelah TikTok diblokir di Amerika, banyak pengguna yang mencari platform alternatif untuk berbagi video mereka. Instagram tampaknya ingin memanfaatkan momen ini dengan mengubah format grid-nya menjadi lebih condong ke video seperti Reels.
Dengan format lonjong, Instagram seolah-olah mencoba membuat foto dan video tampak lebih cocok untuk di-scroll, mirip dengan cara pengguna TikTok berinteraksi dengan konten. Ini adalah langkah strategis untuk menarik kembali pengguna yang mungkin beralih ke TikTok setelah platform tersebut diblokir.
Dampak pada Kreator Konten
Bagi para kreator konten, perubahan ini membawa tantangan tersendiri. Banyak yang telah merencanakan grid mereka dengan hati-hati, membagi foto menjadi 3×3 atau 1×3 untuk memberikan tampilan yang rapi. Dengan format baru ini, semua usaha tersebut seolah-olah sia-sia. Kreasi yang sudah dirancang dengan baik kini harus diubah hanya untuk menyesuaikan dengan kebijakan baru Instagram.
Beberapa pengguna mungkin merasa bahwa tampilan baru ini tidak hanya mengganggu, tetapi juga secara estetika kurang menarik. Saya bukan seorang ahli desain, tetapi saya rasa tidak ada yang ingin melihat tampilan profil yang berantakan dan tidak teratur. Ini adalah ciri khas dari kebijakan Meta yang mengutamakan fungsi di atas estetika.
Kritik Terhadap Desain dan Pengalaman Pengguna
Ketika kita berbicara tentang desain dan pengalaman pengguna (UX), perubahan ini terasa sangat dipaksakan. Ada kesan bahwa pengguna dipaksa untuk beradaptasi dengan perubahan ini tanpa adanya pilihan lain. Hal ini bukanlah hal baru bagi Meta, yang sering kali membuat keputusan berdasarkan apa yang mereka anggap terbaik untuk platform, bukan untuk pengguna.
Kita bisa melihat ini juga terjadi saat Instagram pertama kali meluncurkan fitur Reels. Tombol postingan yang berubah-ubah dan desain yang tidak konsisten membuat pengguna merasa bingung. Ini semua adalah bagian dari strategi untuk memaksa pengguna beradaptasi dengan fitur baru, dan tampaknya Instagram berusaha melakukan hal yang sama dengan perubahan format grid ini.
Bagaimana Menghadapi Perubahan Ini?
Untuk para kreator konten, penting untuk tetap fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan ini. Meskipun tampaknya sulit, kita harus mencari cara untuk memanfaatkan format baru ini. Misalnya, kita bisa mengubah cara kita menyusun foto dan video untuk tetap menarik meski dalam format lonjong.
Bagi mereka yang merasa kesulitan, Instagram menyediakan beberapa fitur tambahan yang dapat membantu. Meskipun tidak sempurna, ada opsi untuk menyesuaikan posisi foto agar tetap terlihat baik di grid yang baru. Namun, ini semua terasa seperti solusi sementara yang tidak benar-benar menyelesaikan masalah utama.
Kesimpulan: Apa Selanjutnya untuk Instagram?
Dengan semua perubahan yang terjadi, kita harus bertanya-tanya: Apakah ini akan menjadi permanen? Apakah kita akan melihat lebih banyak perubahan di masa depan? Sulit untuk mengatakan dengan pasti, tetapi satu hal yang jelas: Instagram ingin menjadi platform yang lebih video-centric, mirip dengan TikTok.
Jika kita melihat ke depan, mungkin akan ada lebih banyak fitur yang dirancang untuk menarik pengguna TikTok. Seiring dengan itu, kita sebagai pengguna dan kreator harus tetap memfokuskan diri pada konten yang berkualitas dan relevan. Meskipun platform berubah, inti dari keberhasilan di media sosial tetap sama: memahami audiens kita dan menciptakan konten yang mereka cintai.
Jadi, bagaimana menurut kalian tentang perubahan ini? Apakah kalian merasa terganggu dengan tampilan baru ini? Mari berbagi pendapat di kolom komentar!
Made with VideoToBlog using Kenapa Instagram Tiba-Tiba Lonjong?